APAKAH LEBIH BAIK BERTAHAN DENGAN BERHEMAT ATAU MELANGKAH LEBIH HEBAT PADA 2023
Selamat datang di lapakaman, kali ini saya akan membahas isu resesi karena kemarin saya mendapatkan soal kuliah di matakuliah managemen soal isu resesi. Resesi pada tahun 2023 di perkirakan oleh banyak pakar termasuk dari sudut pandang para ahli ekonomi di indonesia bahwa dampaknya akan meng-global, Resesi ini disebabkan oleh kebiasaan kita yang hidup terbiasa dengan penggunaan energi, sedangkan energi semakin hari semakin langka, contohnya minyak dan gas bumi. Minyak dan gas bumi merupakan peran utama dalam roda perekonomian, kelangkaanya menyebabkan inflasi di berbagai bidang ekonomi. Sedangkan kondisi dunia saat ini sedang mengalami krisis energi sebagai akibat dari salah satunya perang Rusia dan Ukraina. Rusia sebagai salah satu produsen minyak dan gas bumi terbesar untuk kawasan Eropa dan Kawasan bumi lainnya mendapatkan berbagai sangsi dunia yang menyebabkan Rusia tidak bisa menjual minyak dan gas bumi mereka, sangsi ini diberlakukan kepada Rusia karena Rusia dinilai telah melakukan invasi terhadap Ukraina.
Efek kealngkaan minyak dan gas bumi ini sudah dirasakan oleh masyarakat di belahan bumi Eropa dan Amerika, dimana banyak warganya yang hidup menjadi gelandangan akibat dari efek inflasi ekonomi yang tinggi.
Para ahli juga memperkirakan bahwa resesi yang diperkirakan akan terjadi pada tahun 2023 ini juga disebabkan oleh faktor lain yaitu efek imbas dari pola perekonomian online ke offline dimana sebelumnya kita telah menghadapi masa pandemi covid yang menyebabkan roda perekonomian lebih banyak terjadi melalui sarana internet atau offline ke online, dan setelah keluar di masa pandemi covid masyarakat mulai melakukan aktifitas diluar rumah yang menyebabkan peralihan perekonomian online ke offline. Perubahan pola ekonomi yang terlalu cepat ini menyebabkan PHK di berbagai bidang pekerjaan, banyak orang-orang harus kehilangan pekerjaannya sehingga banyak yang menganggur. Contoh lain seperti penjual yang sebelumnya berjualan di ruko miliknya selama masa pandemic harus menutup rukonya karena sepi pembeli karena masyarakat lebih suka berbelanja secara online kini ia harus membuka Kembali rukonya, namun dengan kondisi yang tidak sama, misalnya penjual sudah menjual murah semua dagannya selama masa pandemi covid, atau juga rukonya sudah dipakai orang lain, ini hanya beberapa contoh.
Lalu dalam sudut manajemen lebih baik kita bertahan dengan berhemat atau melangkah lebih hebat?
Sebagai salahsatu langkah antisipasi tentunya kita lebih dituntut untuk hidup lebih berhemat, kita akan dituntut untuk lebih mengatur keuangan agar lebih bijak dan lebih menekan atau mengurangi pengeluaran.
Kita mungkin sebelumnya sama sekali tidak mencatat biaya kewajiban bulanan, apa saja yang perlu kita bayarkan karena keadaan ekonomi yang bagus, namun mulai sekarang kita mulai harus mencatat apa saja kewajiban bulanan yang harus kita bayar, dan mulai mengukur sebarapa besar penghasilan kita tiap bulannya.
Selain itu kita juga bisa meningkatkan suwasembada pangan kita dengan menanam sayur di pekarangan rumah, seperti cengeh, tomat, kunir dan tanaman lainnya atau jiga bisa membuat kolam lele untuk menekan biaya pengeluaran bulanan terutama di sektor pangan di rumah tangga kita.
Listrik juga merupakan kewajiban bulanan kita, jika listrik rumah kita tidak disubsidi oleh pemerintah maka biaya kewajiban bulananpun akan mahal. Opsi untuk mengurangi pengeluaran biaya listrik paling sederhana adalah lebih menghemat penggunaannya. Atau juga bisa menggunakan panel surya, namun proses instalasi awal panel surya ini memerlukan biaya yang tidak sedikit. Pemasangan Panel Surya mungkin lebih ke arah bentuk investasi jangka panjang karena keuntungannya akan terasa setelah penggunaan berpuluh-puluh tahun.
Nah setelah kita mampu beradaptasi dalam kehidupan yang lebih berhemat maka selanjutnya kita bisa melangkah lebih hebat dengan mengatur setrategi-strategi bisnis untuk membangkitakn roda perekonomian disemua sektor kehidupan kita.
Terima Kasih.